ILMU BAHAN MAKANAN
PENENTUAN MUTU KACANG-KACANGAN
A.
Tujuan
1.
Tujuan instruksional umum :
Setelah mengikuti
praktikum, mahasiswa mampu mengidentifikasi mutu kacang-kacangan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi.
2.
Tujuan instruksional khusus :
a.
Mahasiswa mampu mengetahui dan
membedakan jenis kacang-kacangan.
b.
Mahasiswa mampu mengetahui tanda
kesegaran dan kerusakan berdasarkan sifat mutu.
c.
Mahasiswa mampu mengetahui cara
penggunaan dan pemasakan yang tepat.
d.
Mahasiswa mampu menentukan
lama, suhu pemanasan dan perubahan yang terjadi.
B.
Prinsip
1.
Mengidentifikasi mutu serealia
secara visual dengan mengukur panjang, lebar dan tebalnya.
2.
Mengidentifikasi mutu serealia
dengan mengamati kondisi perendaman dan perebusan yang berbeda.
C.
Tinjauan Pustaka
Yang dimaksud dengan serealia yaitu
biji-bijian dari famili rumput-rumputan (gramine)
yang kaya akan karbohidrat sehingga dapat menjadi makanan pokok manusia, pakan
ternak dan industri yang menggunakan karbohidrat sebagai bahan baku. Jenis
biji-bijian yang mengandung minyak misalnya jagung, merupakan bahan baku
industri minyak nabati.
Kacang-kacangan ada yang memasukkan
dalam serealia. Kacang-kacangan termasuk famili leguminosa atau disebut juga polongan (berbunga kupu-kupu).
Berbagai kacang-kacangan yang telah banyak dikenal adalah kacang kedelai (glycine max), kacang tanah (arachis hypogea), kacang hijau (phaseoulus radiatus), kacang gude (cajanus cajan) dan masih banyak lagi.
Kacang-kacangan merupakan sumber utama protein nabati dan mempunyai daya guna
yang sangat luas. Kacang tanah dan kedelai merupakan sumber utama minyak di
samping komoditi lainnya.
Kacang-kacangan juga mempunyai
struktur yang hampir sama dengan serealia. Bagian-bagian dari biji yaitu perikarp,
embrio dan endosperm (Muchtadi, Sugiyono, Fitriyono, 2011).
Pada umumnya persentase kulit biji
lebih tinggi pada kacang-kacangan daripada serealia. Demikian juta tiap jenis
berbeda persentasenya misalnya kulit kedelai 6 – 8%, kacang gude 10,5 – 15,5%
dan lebih banyak lagi untuk biji dengan kulit yang lebih tebal misalnya kara
benguk (Muchtadi, Sugiyono, Fitriyono, 2011).
Bagian terluar dari kulit biji berupa
epidermis yang tersusun oleh sel palisade, sedangkan di bawahnya ada testa yang
terdiri dari sel parenkim. Bagian terluar endosperm adalah lapisan aleuron.
Pada kacang tanah hanya ada satu lapis sel yang berisi tetesan minyak seperti
halnya pada serealia. Pada kedelai terlihat jelas lapisan aleuron yang berbeda
dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan yang lain.
Tanaman kedelai telah lama diusahakan
di Indonesia sejak tahun 1970. Sebagai bahan makanan kedelai banyak mengandung
protein, lemak dan vitamin, sehingga tidak mengherankan bila kedelai mendapat
julukan : gold from the soil (Ditjen
Pertanian Tanaman Pangan, 1991).
Berdasarkan warna kulitnya, kedelai
dapat dibedakan atas kedelai putih, kedelai hitam, kedelai coklat, dan kedelai
hijau. Kedelai yang ditanam di Indonesia adalah kedelai kuning atau putih,
hitam dan hijau. Perbedaan warna tersebut akan berpengaruh dalam penggunaan
kedelai sebagai bahan pangan (Suliantri dan Winniati, 1990).
Secara umum dapat diketahui bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi mutu kedelai dapat diklasifikan atas dasar :
1.
Kadar air
2.
Persentase biji keriput
3.
Persentase kotoran
Menurut SNI 01-3922-1995, syarat mutu
kedelai secara umum adalah :
1.
Bebas hama penyakit.
2.
Bebas bau busuk, bau asam, bau
apek, dan bau asing lainnya.
3.
Bebas dari bahan kimia seperti
insektisida dan fungisida.
4.
Memiliki suhu normal.
Persyaratan mutu kedelai konsumsi
secara spesifik ditunjukkan pada tabel.
Tabel
Spesifikasi persyaratan mutu kedelai (SNI 01-3922-1995)
No.
|
Jenis Uji (komponen
mutu)
|
Satuan
|
Persyaratan
|
|||
Mutu I
|
Mutu II
|
Mutu III
|
Mutu IV
|
|||
1
2
3
4
5
6
|
Kadar air
Butir belah
Butir rusak
Butir warna
lain
Kotoran
Butir keriput
|
%
%
%
%
%
%
|
maks 13
maks 1
maks 1
maks 1
maks 0
maks 0
|
maks 14
maks 2
maks 2
maks 3
maks 1
maks 1
|
maks 14
maks 3
maks 3
maks 5
maks 2
maks 3
|
maks 16
maks 5
maks 5
maks 10
maks 3
maks 5
|
No.
|
Panjang (mm)
|
Lebar (mm)
|
Tebal (mm)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
6,05
6,05
6,1
5,4
5,45
6,05
6,4
5,5
6,2
5,35
|
6,05
6,05
6,1
5,4
5,45
6,05
6,4
5,5
6,1
3,35
|
4,35
4,45
5
4,25
4,04
4,35
5
4,4
4,25
4,35
|
S
|
7,27
|
5,845
|
4,44
|
No.
|
%
patah
|
%
kotoran
|
%
rusak
|
%
utuh
|
Tanda
kerusakan
|
1.
|
1,235
|
-
|
32,91
|
64,425
|
Berlubang
|
No.
|
Sampel
|
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
%
pe + an berat
|
1
2
3
|
Ca (OH)2
NaHCO3
CaCI2
|
coklat
pekat
coklat
agak
coklat
|
langu
sedikit
langu
langu
|
lembut
agak
lembut
keras
|
125
80
62,5
|
No.
|
Sampel
|
Warna
|
Aroma
|
Tekstur
|
%
pe + an berat
|
1
|
Air
|
Kuning
|
Langu
|
Keras
|
45
|
Sumber : Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
Definisi komponen mutu kedelai adalah
sebagai berikut :
§ Kadar air adalah jumlah kandungan air dalam biji kedelai yang
dinyatakan dalam persentase beras basah.
§ Biji belah adalah biji kedelai yang kulit bijinya terlepas dan
keping-keping bijinya terlepas atau bergeser.
§ Biji rusak adalah biji kedelai yang berlubang bekas serangan hama
pecah karena mekanis, biologis, fisik dan enzimatis seperti berkecambah, busuk,
timbul bau yang tidak disukai, dan berubah warna atau bentuk.
§ Butir warna lain adalah butir kedelai yang warnanya tidak sama
dengan aslinya akibat campuran dengan varietas lain.
§ Kotoran adalah benda asing seperti pasir, tanah, potongan sisa
batang daun, kulit polong, biji-bijian yang lain yang bukan kedelai.
§ Butir keriput adalah biji kedelai yang berubah bentuknya dan
keriput, termasuk biji sangat muda atau biji yang tidak sempurna
pertumbuhannya.
Kedelai termasuk salah satu sumber
protein yang harganya relatif murah jika dibandingkan dengan sumber protein
hewani. Dari segi gizi kedelai utuh mengandung protein 35-38% bahkan dalam
varietas unggul kandungan protein dapat mencapai 40-44% (Koswara, 1995).
Nilai protein kedelai jika
difermentasi dan dimasak akan memiliki mutu yang lebih baik dari jenis
kacang-kacangan lain. Di samping itu, protein kedelai merupakan satu-satunya
leguminosa yang mengandung semua asam amino essensial (yang jumlahnya 8 buah
atau 10 buah bila dimasukkan sistein dan tirosin) yang sangat diperlukan oleh
tubuh. Asam amino tersebut tidak dapat disintesis oleh tubuh, jadi harus
dikonsumsi dari luar. Namun, perlu juga diakui bahwa kedelai memabang memiliki
sedikit kekurangan yaitu mengandung sedikit asam amino metionin (Winarno,
1993).
Kedelai mempunyai kekurangan yaitu hanya
mengandung sedikit asam amino metionin, selain itu kedelai juga mempunyai bau
langu yang disebabkan oleh adanya aktivitas enzim lipoksigenase yang secara
alami terdapat di dalam kacang-kacangan (Muchtadi, 1992).
Lipoksigenase banyak ditemukan pada
bermacam-macam kacang-kacangan, radis, kentang, tetapi aktivitas tertinggi
ditemukan dalam kacang kedelai. Karena enzim ini dapat aktif pada suhu rendah,
seringkali menjadi masalah pada kacang-kacangan yang dibekukan melalui proses blanching terlebih dahulu (Muchtadi,
1992).
Perendaman dalam air dengan natrium
bikarbonat dimaksudkan untuk memperoleh kadar air kedelai yang lebih besar dari
50% agar kehilangan aktivitas enzim lipoksigenase dan uriase serta pengaruh
Soybean Trypsin Inhibitor (SBTI) dengan pemanasan dapat secepat mungkin
(Siagran, 1981).
Menurut Mustakas (1967) dan Siagian
(1981), bahwa penambahan 1% natrium bikarbonat ke dalam air perendaman dapat
memperbaiki flavor kedelai. Hal ini dapat dimengerti bahwa penambahan bahan
kimia baik asam maupun basa dapat mendenaturasi protein dan enzim-enzim yang
berperan dalam pembentukkan bau langu yang terdapat dalam kedelai.
D.
Alat dan Bahan
1.
Alat
§ Bekker glass
§ Batang pengaduk
§ Gelas ukur
§ Jangka sorong
§ Pipet
§ Triple beam balance
§ Penangas api
§ Kompor gas
§ Kalkulator
§ Neraca analitik
2.
Bahan
§ Kacang kedelai lokal
§ Larutan Ca (OH) 2 2%
§ Larutan CaCI2 0,2%
§ Larutan NaHCO3 0,3%
E.
Cara Kerja
1.
Pengukuran panjang, lebar,
tebal.

2.
Penentuan prosentase kacang
utuh, patah, rusak dan benda asing.

3.
Penentuan kondisi perendaman
yang berbeda

4.
Penentuan kondisi perebusan
dengan air

F.
Tabel Hasil Pengamatan
1.
Pengukuran panjang, lebar, dan
tebal kedelai
2.
Penentuan prosentase kedelai
rusak, patah, utuh, benda asing
3.
Kondisi perendaman yang berbeda
4.
Kondisi perebusan dengan air
G.
Perhitungan
1.
Pengukuran panjang, lebar dan
tebal kedelai
a.
p = 7 + (7 x 0,05) ℓ = 6 + (1 x 0,05) t = 4 x (7 x 0,05)
= 7,35 mm = 6,05 mm = 4,35 mm
b.
p = 7 + (8 x 0,05) ℓ = 6 + (1 x 0,05) t = 4 + (9 x 0,05)
= 7,4 mm = 6,05 mm = 4,45 mm
c.
p = 8 + (2 x 0,05) ℓ = 6 + (2 x 0,05) t = 5 + (0 x 0,05)
= 8,1 mm = 6,1 mm = 5 mm
d.
p = 7 + (7 x 0,05) ℓ = 5 + (8 x 0,05) t = 4 + (5 x 0,05)
= 7,35 mm = 5,4 mm = 4,25 mm
e.
p = 7 + (5 x 0,05) ℓ = 5 + (9 x 0,05) t = 4 + (8 x 0,05)
= 7,25 mm = 5,45 mm = 4,04 mm
f.
p = 7 + (10 x 0,05) ℓ = 6 + (1 x 0,05) t = 4 + (7 x 0,05)
= 7,5 mm = 6,05 mm = 4,35 mm
g.
p = 7 + (4 x 0,05) ℓ = 6 + (8 x 0,05) t = 5 + (0 x 0,05)
= 7,2 mm = 6,4 mm = 5 mm
h.
p = 6 + (4 x 0,05) ℓ = 5 + (10 + 0,05) t = 4 + (8 x 0,05)
= 6,3 mm = 5,5 mm = 4,4 mm
i.
p = 8 + (5 x 0,05) ℓ = 6 + (2 x 0,05) t = 4 + (5 x 0,05)
= 8,25 mm = 6,1 mm = 4,25 mm
j.
p = 6 + (2 x 0,05) ℓ = 5 + (7 x 0,05) t = 4 + (7 x 0,05)
= 6,1 mm = 5,35 mm = 4,35 mm
2.
Penentuan prosentase kacang
utuh, rusak dan benda asing
§ Kacang utuh
Presentase =
x 100%

=
x 100%

= 64,425%
§ Kacang patah
Presentase =
x 100%

=
x 100%

= 1,235 %
§ Kacang rusak
Presentase =
x 100%

=
x 100%

= 32,91 %
Tanda
kerusakan = kacang berlubang seperti dimakan serangga, warna tidak seperti
kacang yang lain, tidak beraroma.
3.
Penentuan kondisi perendaman
yang berbeda
§ Larutan Ca (OH)2
% pertambahan berat =
x 100%

=
x 100%

= 125%
§ Larutan NaHCO3
% pertambahan berat =
x 100%

=
x 100%

= 80 %
§ Larutan CaCℓ2
% pertambahan berat =
x 100%

=
x 100%

= 62,5 %
4.
Penentuan kondisi perebusan air
% pertambahan berat =
x 100%

=
x 100%

= 45 %
H.
Pembahasan
Percobaan kacang-kacangan menggunakan
beberapa macam kacang-kacangan. Kelompok kami mendapatkan kacang kedelai untuk
diuji mutunya. Kami harus melakukan empat percobaan yaitu pertama pengukuran
panjang, lebar dan tebal kacang kedelai, kedua yaitu penentuan prosentase
kacang kedelai utuh, belah, rusak, dan benda asing. Ketiga yaitu penentuan
kondisi perendaman yang berbeda dan terakhir penentuan kondisi perebusan
kedelai dengan menggunakan air.
Untuk mengetahui ukuran kacang
kedelai, dilakukan dengan mengambil 10 butir kacang kedelai secara acak
kemudian diukur satu per satu dengan menggunakan jangka sorong. Setelah mengukur
10 butir kacang kedelai maka kelompok kami mendapatkan hasil rata-rata panjang
yaitu 7,27 mm, rata-rata lebar kedelai yaitu 6,845 mm dan rata-rata tebal
kedelai yaitu 4,44 mm.
Kacang yang memenuhi persyaratan mutu
menurut SNI (01-3922-1995) adalah kacang yang memiliki kadar butir rusak tidak
lebih dari 5%, butir belah kurang dari 5%. Dikatakan butir belah apabila kulit
bijinya terlepas dan keping-keping bijinya terlepas/ bergeser dikatakan butir
rusak apabila kedelai berlubang bekas serangan hama timbul bau busuk dan
berubah warna. Dari hasil pengamatan kami yaitu dengan mengambil 20 gram
kedelai kemudian memisahkan di atas kertas antara kedelai utuh, patah, rusak
dan benda asing, mengamati tanda-tanda kerusakan dan menimbang di timbangan
analitik, selanjutnya yaitu menghitung presentasinya dengan menggunakan rumus :
% kedelai =
x 100%

Dengan menggunakan rumus di atas,
maka kelompok kami mendapatkan : kedelai utuh (64,425%), kedelai patah (1,235%),
dan kedelai rusak (32,91%). Jika mengacu persyaratan mutu kedelai menurut (SNI
01-3922-1995), maka kacang kedelai yang kami uji belum memenuhi persyaratan
mutu kedelai karena persentase kedelai yang rusak 32,91%, sedangkan menurut SNI
maksimal kedelai rusak yaitu 5%.
Selanjutnya yaitu penentuan kondisi
perendaman dan perebutan yang berbeda yang menentukan rasa, warna, aroma,
tekstur dan pertambahan beratnya kacang kedelai yang digunakan diambil
masing-masing 20 gram kemudian direndam di dalam larutan kimia masing-masing
selama 30 menit yaitu menggunakan larutan Ca (OH)2, CaCℓ2
dan NaHCO3 pada setiap wadah yang berbeda. Setelah itu dicuci dan
ditiriskan kemudian masing-masing ditambahkan air 75 ml, lalu rebus sampai air
habis. Setelah air habis kira-kira ± 45 menit kemudian diangkat dan didiamkan
sampai panci dingin kemudian wadah ditimbang untuk mengetahui pertambahan
beratnya. Setelah semua matang dapat diamati perbedaannya. Tetapi jika diamati
dari aromanya maka rata-rata kedelai beraroma langu, hanya yang awalnya direndam
dengan menggunakan NaHCO3 sedikit langunya. Timbulnya bau langu pada
kedelai disebabkan oleh kerja enzim lipoksigenase. Untuk mengurangi/
menghilangkan bau langu pada kedelai dapat dilakukan dengan merendam terlebih
dahulu kedelai pada larutan NaHCO3 karena percobaan yang kami
lakukan dengan merendam kedelai di larutan NaHCO3 bau langu pada
kedelai mulai berkurang. Tetapi jika dilihat dari teksturnya maka kedelai yang
direndam di dalam larutan Ca(OH)2 memiliki tekstur yang paling lunak
dibandingkan dengan yang lain. terbukti penambahan beratnya yang paling banyak
yaitu ketika kedelai awalnya direndam pada larutan Ca(OH)2 yaitu
penambahan beratnya sebesar 125%. Penambahan berat yang direndam di larutan
NaHCO3 yaitu sebesar 80%. Kedelai yang direndam di larutan CaCℓ2
penambahan beratnya yaitu 62,5%.
Percobaan penentuan kondisi perebusan
dengan air yaitu 75 ml. Setelah dimasak dan didinginkan kemudian direbus dengan
air yang direbus dengan air warnanya kuning, aromanya langu dan teksturnya
larutan. Penambahan beratnya yaitu 45% artinya kadar air yang diserap kedelai
sedikit sehingga penambahan beratnya paling sedikit dibandingkan dengan kedelai
yang direndam dalam larutan.
I.
Kesimpulan
§ Tanda kesegaran kacang kedelai dapat dilihat dari bentuk butirnya
yang utuh dan kerusakan yang terjadi dapat dilihat dari adanya butir yang
patah, belah, rusak dan ukuran yang tidak sesuai dengan SNI.
§ Cara penggunaan dan pemasakan kacang kedelai yang tepat yaitu dicuci
terlebih dahulu kemudian direndam dalam larutan NaHCO3 agar bau
langu pada kedelai berkurang kemudian dimasak di atas kompor.
§ Suhu yang dipakai untuk memasak adalah kira-kira 70-100oC
sampai mendidih dan airnya habis, teksturnya lunak, warnanya agak coklat dan
aromanya agak langu. Lama pemasakan kacang kedelai ± 45 menit, dengan 290 gram
kedelai dan air 75 ml.
J.
Daftar Pustaka
§ Anonim. 2010. Standar Mutu Fisik Biji Kedelai. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.
§ Muchtadi, Deddy, dkk. 1992. Enzim dalam Industri Pangan.
Bogor : IPB
§ Muchtadi, Tien R, dkk. 2011. Ilmu Pengetahuan Bahan Makan.
Jakarta : Alfabeta.
§ Winarno, F.G. 1993. Biofermentasi dan Biosintesis Protein.
Bandung : Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar